15 April 2013

16. BAB 16 Astronomi


Allah telah membuat kejelasan kepada kita dalam kitab-Nya yang telah diwahyukan sebagai sebuah ingatan untuk seluruh dunia.


"Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa wahyu lagi. " (QS Shaad: 87 - 88)

Oleh karena itu, dengan demikian al-Quran sebagai pengingat untuk seluruh umat manusia sampai hari akhir. Di dalamnya berisi keterangan penemuan manusia dalam batasan waktu. Karena, al-Quran ini diturunkan dari ilmu Allah dan setiap satu ayat itu petunjuk dari ilmu Allah yang sebagaimana difirmankan Allah:

"Tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu Nya dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya. " (QS an-Nisa: 166)

Setiap satu ayat berisi pengetahuan ketuhanan, akan tetapi manusia dengan terus-menerus mengembangkannya. Dalam pencapaian tingkatan ilmiah yang lebih tinggi di bawah kedudukan kemudian manusia sanggup melihat dengan tajam ilmu ketuhanan yang terdapat dalam ayat-ayat-Nya. Dengan demikian untuk mengetahui hal itu, ayat ini telah diturunkan dari Al¬lah, dengan proses yang berlanjut dari perkembangan manusia, manusia akan datang untuk menemukan petunjuk yang memungkinkannya untuk memahami ayat lain dan lain-lainnya. Pada jalan inilah manusia akan melanjutkan untuk lebih banyak memahami ayat¬ayat al-Quran. Inilah sifat al-Quran yang menakjubkan.

Profesor Amstrong bekerja di NASA, yang terkenal sebagai ilmuwan di National Aeronautics and Space Administration. Kami bertemu dengannya dan menanyakannya sejumlah pertanyaan tentang ayat al¬Quran yang berkaitan dengan keahliannya dalam bidang astronomi. Kami bertanya tentang besi dan bagaimana pembentukannya? Dia menjelaskan bagaimana semua elemen di bumi ini terbentuk Dia menjelaskan bahwa baru akhir-akhir ini saja para ilmuwan menemukan kenyataan yang relevan tentang proses pembentukan. Dia mengatakan bahwa energi yang awalnya dari sistem matahari tidaklah cukup untuk memproduksi elemen besi. Dalam kalkulasi energi yang dibutuhkan untuk satu bentuk atom besi, telah ditemukan beberapa waktu sebagai energi seluruh sistem matahari. Dengan kata lain, seluruh energi di bumi atau di bulan atau planet Mars atau planet lain tidak cukup untuk membentuk satu atom besi baru, bahkan seluruh energi sistem matahari tidak cukup untuk hal tersebut. Itulah mengapa Profesor Amstrong mengatakan bahwa ilmuwan percaya bahwa besi adalah sebuah ekstraterrestrial yang dikirim ke bumi dan tidak terbentuk di sana. Kami membacakannya ayat al-Quran:

"Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia. " (QS al-Hadid: 25)

Kemudian kami menanyakannya tentang langit dan beberapa tingkatannya atau celah di dalamnya. Dia menyangkal hal ini dan membalas bahwa apa yang kami bicarakan itu merupakan cabang dari astronomi yang dinamakan "Integrated Cosmos" yang mana kami, para ilmuwan, telah datang hanya untuk mengetahui sekarang ini. Sebagai contoh, jika kamu memiliki tubuh dalam ruang di angkasa luar yang mana mengadakan perjalanan melewati jarak tertentu dalam beberapa petunjuk dan kemudian perjalanan yang sama dengan petunjuk yang berbeda, kamu akan mendapatkan berat badan yang sama dalam semua petunjuk. Sebab badan memiliki keseimbangan tekanan udara pada petunjukyang sama. Tanpa keseimbangan ini, seluruh dunia akan runtuh. Saya mengingatkan ayat Allah di dalam al-Quran:

"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun. " (QS Qaaf : 6)

Kemudian kami menanyakan Profesor Amstrong tentang usaha para ilmuwan untuk mencapai kemajuan dunia dan kami menanyakannya apakah dalam hal ini mereka telah berhasil? Dia menjawab bahwa mereka berjuang keras untuk memajukan dunia. Kami dengan kekuatan dan perlengkapan canggih untuk meneliti dunia untuk menemukan bintang baru yang masih kita lihat di luar galaksi kita dan kita belum meraih kemajuan dunia. Dia sadar dengan ayat al-Quran:

"Sesunguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang bintang dan Kami jadikan bintang-bintangitu alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. " (QS al-Mulk : 5)

Pada kenyataannya, seluruh bintang ini adalah perhiasan surga yang paling bawah. Dia mengatakan bahwa para ilmuwan tidak dapat mencapai akhir dunia. Profesor Amstrong menambahkan bahwa karena hal ini, mereka berpikir bahwa pemancar, terlebih lagi teleskop di angkasa luar, tidak akan menghalangi penemuan mereka, meskipun debu dan rintangan udara yang lain. Teleskop pandangan menggunakan cahaya yang tidak bisa digunakan untuk jarak yang sangat jauh, sehingga kita menggantikannya dengan radio yang dioperasikan yang mampu digunakan untuk melihat lebih jauh. Meskipun demikian kami masih terbatas di wilayah dalam.

Saya menyebutkan ayat sebagai berikut:

"Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. " (QS al-Mulk : 3-4)

Setiap saat Profesor Amstrong memberitahukan kami kenyataan ilmiah, kami memberitahukannya ayat yang relevan dengan pernyataanya itu. Kemudian kami mengatakan kepadanya: "Anda telah melihat dan menemukan kebenaran yang alami dari astronomi mo¬dern untuk diriAnda sendiri dengan peralatan modern, roket dan pesawat ruang angkasa yang telah dikembangkan manusia. Anda juga telah melihat bagaimana kenyataan itu sama dengan apa yang telah disebutkan al-Quran pada 14 abad yang lalu, apa pendapat Anda tentang hal ini?"

Beliau menjawab:

"Ini pertanyaan yang sulit yang mana saya senantiasa berpikir tentang diskusi kita sejak saat itu. Saya terkesan beberapa tulisan kuno terlihat sangat cocok dengan astronomi modern pada tahun-tahun belakangan ini. Saya belum cukup mempelajari sejarah manusia untuk melengkapi proyek saya dan hal yang dapat dipercaya dengan keadaan pada 1400 tahun yang lalu yang telah berlaku.

Sungguh saya akan beralih dari apa yang saya percayai kepada apa yang telah kita lihat yang luar biasa, meskipun diakui atau tidak penjelasannya secara ilmiah. Mungkin ada sesuatu di luar pemahaman kita yang sesuai dengan pengataman manusia biasa untuk menerangkan tulisan yang telah kita lihat. Bukan maksud atau sikap saya untuk menunjukkan jawaban itu. Saya telah mengatakan banyak kata tanpa saya berpikir dengan pasti apa yang ingin Anda jelaskan Namun inilah pekerjaan saya sebagai seorang ilmuwan untuk menetapkan pertanyaan yang pasti. Dan saya berpikir bahwa salah satu di antara alasan itu lebih baik saya hentikan hanya jawaban singkat untuk melengkapi jawaban yang Anda inginkan. "

Ya, ini sangat sulit untuk membayangkan ilmu pengetahuan yang dinyatakan di dalam buku Allah pada 14 abad yang lalu kepada Nabi Muhammad SAW dari sebuah sumber manusia. Pasti ada sumber lain di antara sumber-sumber yang ada yang mana para ilmu¬wan memperoleh pengetahuan mereka, sebab hanya Allah yang mengetahui rahasia langit dan bumi.

Sebagaimana yang telah kita ketahui dari beberapa pertemuan dengan para ilmuwan ini, inilah permulan dunia baru. Inilah abad di mana agama dan ilmu pengetahuan dapat berangkulan antara kebenaran agama dan kebenaran ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tidak ada pertentangan apa pun di antara keduanya, baik pada beberapa oposisi. Inilah kesimpulan bahwa sarjana Muslim itu telah ada sepanjang abad. Itulah, tidak ada yang mungkin bahwa bukti ilmiah dapat bertentangan dengan kebenaran yang diturunkan dari Tuhan yang secara jelas telah dipahami. Jika mereka mengatakan kita berada dalam ruang tahun, inilah kebenaran, tahun di mana ilmu pengetahuan ilmiah dan agama saling mendukung, tetapi hal ini hanya ilmu pengetahuan yang benar dan agama Islam, yang mana Allah telah memelihara dari pemalsuan dan pengubahan.

15. BAB 15 Fenomena Laut


Kami menghadirkan kepada Anda Profesor Shrceder, ilmuwan kelautan dari Jerman. Kami bertemu dengannya pada seminar Ilmuwan Kelautan yang diselenggarakan di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Saya bertanya untuk mengantarkan pembicaraan fenomena laut antara penemuan ilmiah dan ayat al-Quran. Pada hari selanjutnya, Profesor Shroeder berdiri dan memberi komentar apa yang telah kami katakan:

Saya hendak memberi komentar tentang kuliah yang disampaikan Syeikh az-Zindani kemarin, dan akan mengatakan berapa banyak saya menghargai perkuliahan ini dalam rangka pertemuan ilmiah. Seseorang tidak dibutuhkan untuk menjadi seorang Muslim (untuk melihat ilmu pengetahuan dalam konteks agama yang lebih luas), bahkan untuk saya seorang Nasrani, penting tidak hanya melihat ilmu pengetahuan, namun saya juga dalam perasaan dan gambar yang lebih lebar dan  ketika dibandingkan dengan agama, lihatlah hal ini dalam konteks agama. "

Setelah mengetahui hal itu, Profesor Shroeder mendiskusikan hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama. Dia menunjukkan jurang pemisah antara agama yang berbeda-beda dan ilmu pengetahuan. Maka dari itulah terdapat saling bertolak belakang antara pemikiran pemuka agama dan ilmuwan. Namun, Profesor Shroeder heran ketika dia ditunjuk kan kebenaran yang berisi bermacam-macam ayat al­Quran yang telah diturunkan 1400 tahun yang lalu. Dia memberi komentar:

"Dalam beberapa agama, kita mendapatkan pemuka agama yang berpikir bahwa ilmu pengetahuan dapat mengambil sesuatu dari agama. Jika ilmu pengetahuan  membuat peningkatan, agama harus berputar kembali, menjadi dilanggar batasannya. Di sinilah kita lihat sebuah pendekatan yang berbeda secara lengkap. "Syeikh az-Zindani menunjukkan kita bahwa ilmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertuliskan di dalam al-Quran beberapa tahun yang lalu. Sebenarnya ilmuwan sekarang menemukan apa yang telah dikatakan sebelumnya, saya pikir hal ini penting. Penting dalam arti untuk diadakan sebuah simposium atau workshop untuk dijadikan peran serta, diskusi, dan persetujuan ilmuwan dari seluruh bangsa dan saya yakin bahwa kita semua akan pulang dan sekarang berpikir lebih banyak lagi tentang hubungan antara agama dan pengetahuan kelautan'".

Hal ini menjadi jelas bahwa para ilmuwan sekarang hanya menemukan apa yang telah tersebut di dalam al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu. Hal ini mengingatkan kita pada pernyataan sebagai berikut: Siapa yang memberitahukan Nabi Muhammad tentang hal ini? Siapa yang menurunkan pengetahuan ini kepadanya? Sebab, inilah kebenaran yang sezaman dengan apa yang diketahui oleh para ilmuwan, baik itu mereka sebagai ahli astronomi, ahli kelautan, ahli geologi atau ahli dalam bidang keilmuwan yang lain, akan tetapi al-Quran dan Sunnah telah menyebutkannya.

Setelah mendengarkan kita, Profesor Shroeder percaya dengan sepenuhnya dan membuat pernyataan sebagai berikut:

"Tidak ada pengetahuan pada satu sisi, juga agama pada satu sisi. Orang-orang tidak berbicara dengan yang lain, akan tetapi mereka akan menuju pada satu petunjuk. Mereka menyatakan hal yang sama dalam bahasa yang berbeda, bahasa ilmiah (bahasa abstrak) dan bahasa tulisan, sebagaimana yang telah dikatakan Syeikh. "

Dia meminta dengan jelas bahwa kenyataan ini dipersembahkan untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia, akan tetapi khusus untuk ilmuwan dalam pusat studi mereka, dalam semua bahasa. Sehingga mereka paham dengan jelas dan ada hubungan yang benar antara agama dan ilmu pengetahuan yang telah diklarifikasikan. Kita berbicara tentang agama yang telah bebas dari distorsi. Pengetahuan yang benar harus ditegaskan dengan agama yang benar. Sebagaimana dalam konteks Islam, seperti yang tersebut di dalam al-Quran:

"Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. " (QS Yunus : 101)

"Sesungguhnya pada langit dan bumi benar­benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu danpada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya, dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya, maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan keterangan Nya. " (QS al Jaats'ryah : 3 -6)

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS az-Zumar : 9)

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah. " (QS Muhammad : 19)

Agama mendorong kita untuk memperoleh pengetahuan dan mengharapkan kita merenungkan alam semesta dalam sebuah bahasa yang bisa dipahami sekarang.

14. BAB 14 Kedalaman Laut dan Samudera

 
Keajaiban al-Quran satu-satunya yang abadi, yang diulangi sampai hari akhir dan mungkin diketahui oleh seluruh umat manusia meskipun berbeda tingkat kebudayaan dan waktu sejarah. Suku Badui di padang pasir dan Profesor di universitas akan mendapatkannya di dalam al-Quran yang akan mencukupinya.

Kami menghadirkan kepada Anda profesor Dorja Rao. Dia seorang ahli dalam bidang geologi laut dan sekarang ini mengajar di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Kami bertemu dengannya dan menjelaskan beberapa ayat al-Quran yang berisi tanda-tanda ilmiah di dalam al-Quran. Dia heran dengan apa yang dia lihat dan dengar. Dia telah membaca terjemahan al-Quran dan ayat-ayat al-Quran dalam buku-buku tertentu. Di antara ayat-ayat ini, dia mendiskusikan apa yang telah difirmankan Allah di dalam al-Quran sebagai berikut:

"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tidaklah dia mernpunyai cahaya sedikitpun. (QS an-Nur: 40)

Profesor Rao menegaskan bahwa ilmuwan sekarang mengetahui kegelapan itu dengan peralatan seperti kapal selam yang memungkinkan mereka untuk menyelami kedalaman samudera, di mana manusia tidak sanggup menyelam tanpa bantuan untuk kedalaman lebih dari 20 sampai 30 meter. Itulah orang menyelam untuk mutiara di air dangkal dan tidak dapat menyelam lebih dari kedalaman ini. Manusia tidak dapat menyelamatkan nyawa pada kedalaman samudera yang gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Tetapi, ayat ini membicarakan tentang fenomena yang ditemukan pada samudera yang sangat dalam. Oleh karena itu, pernyataan Allah tentang kegelapan di dalam samudera luas yang sangat dalam tidak mengacu hanya untuk laut sebab tidak semua laut dapat digambarkan sebagaimana memiliki lapisan kegelapan yang terkumpul yang berlapis-lapis. Bagian lapisan kegelapan ini di laut yang dalam memiliki dua sebab sebagai hasil dari menghilangkannya warna yang berturut-turut satu lapisan setelah yang lain. Sinar cahaya itu tersusun dari tujuh warna dan ketika sinar tersebut mengenai air, kemudian dipantulkan menjadi tujuh warna.

Kita bisa melihat sinar cahaya yang akan melalui kedalaman samudera. Lapisan paling atas diserap warna merah pada kedalaman sepuluh meter pertama. Jika seorang penyelam akan menyelam pada keda­laman tiga puluh meter dan terluka di sana, dia tidak akan bisa melihat darahnya, sebab warna merah tidak sampai pada kedalaman ini. Pada cara yang sama, sebagaimana yang kita ketahui, lapisan oranye diserap. Kemudian pada kedalaman lima puluh meter, lapisan kuning diserap. Pada kedalaman lebih dari dua ratus meter, lapisan biru diserap dan seterusnya. Dari sini kita mendapatkan bahwa samudera menjadi semakin lama semakin gelap, bahwa kegelapan terjadi pada lapisan yang terang. Sebagai alasan yang kedua, kegelapan mula-mula hasil dari pembatas di mana cahaya itu tersembunyi.

Lapisan cahaya, yang kita lihat di sini, mula-mula dari matahari dan diserap oleh awan, yang berubah menghamburkan beberapa lapisan cahaya, karena itu menghasilkan lapisan kegelapan di bawah awan. Inilah lapisan kegelapan pertama. Kemudian ketika cahaya mencapai permukaan samudera, cahaya itu akan dipantulkan oleh gelombang permukaan, dengan demikian memberikan penampakan berkilauan. Inilah alasan bahwa ketika ada gelombang, intensitas bayangan ini tergantung pada sudut gelombang itu. Oleh karena itu, gelombang yang memantulkan cahaya dan karena kegelapan itu. Cahaya.yang tidak dipantulkan menembus kedalaman samudera karena itu kami membagi samudera menjadi dua lapisan, bagian permukaan dangkal dan bagian dalam. Permukaan samudera yang dangkal digolongkan dengan cahaya dan kehangatan. Sedangkan samudera yang dalam digolongkan dengan kegelapan.

Dua bagian samudera ini memiliki sifat yang berbeda. Dan permukaan lebih jauh terpisah dari bagian dalam oleh gelombang. Gelombang internal baru ditemukan pada tahun 1900. Akhir-akhir ini, ilmuwan menemukan ada gelombang internal yang terjadi pada ketebalan permukaan antarlapisan dari berat jenis yang berbeda. Gelombang internal memiliki perilaku seperti gelombang di permukaan. Mereka juga dapat meretakkan seperti gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat manusia, tetapi dapat dideteksi dengan mempelajari suhu atau kadar garam pada tempat yang diberikan.

Di bawah gelombang ini, yang terbagi menjadi dua bagian samudera, kegelapan dimulai. Pada kedalaman ini, ikan tidak dapat melihat. Mereka hanya memiliki sumber cahaya dari tubuh mereka. Kegelapan ini yang berlapis dan bertingkat satu dengan yang lain telah dijelaskan dalam al-Quran.

Dengan kata lain, masih ada beberapa gelombang bertingkat selanjutnya ditemukan pada permukaan samudera. Al-Quran kemudian juga menjelaskan kegelapan itu. Kegelapan itu disebabkan karena pembatas yang dijelaskan pada tambahan disebabkan karena perubahan penyerapan warna pada tingkatan yang berbeda lapisan satu dengan yang lain. Di sini kegelapan yang total, kapal selam harus membawa sumber cahaya mereka, sehingga siapa yang menjelaskan Nabi Muhammad SAW mengenai hal ini?

Kami menunjukkan beberapa ayat kepada Profesor Rao yang berkaitan dengan keahliannya dan kami bertanya: “Apa yang Anda pikirkan tentang keberadaan informasi ilmiah di dalam al-Quran? Bagaimana Nabi Muhammad SAW bisa mengetahui fakta ini pada 14 abad yang lalu?”

Profesor Rao menjawab: "Sulit membayangkan bahwa tipe pengetahuan ini telah ada pada 1400 tahun yang lalu. Mungkin ada beberapa hal yang mereka memiliki ide sederhana tetapi untuk menggambarkan hal itu secara detail sangat susah. Sehingga, hal ini tidak didefinisikan ilmu pengetahuan manusia secara sederhana. Manusia normal tidak dapat menjelaskan fenomena itu secara detail. Dengan demikian, saya pikir, informasi itu pasti berasal dari sumber supranatural. "

Ya, sumber seperti ilmu pengetahuan itu pasti lebih dari tingkatan manusia. Sebagaimana yang dikatakan Profesor Rao, tidak datang dari alam, namun hal ini jauh melebihi alam dan jauh dari kemampuan manusia. Apa yang dicoba Profesor Rao untuk mengatakan bahwa sesuatu itu tidak dapat dilengkapi dengan kemajuan, untuk itu kebenaran ini ditunjukkan dengan firman Allah, satu-satunya yang mengetahui alam semesta dan rahasianya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan di dalam al-Quran:

"Katakanlah: al-Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. . . . " (QS al-Furqan: 6)

Inilah dari Allah. Dengan demikian, kesaksian ilmuwan itu dipusatkan menjadi satu setelah membuktikan petunjuk ini dan cahaya yang berisi kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi, untuk itulah al-Quran adalah sumber petunjuk sampai hari akhir.

13. BAB 13 Laut dan Samudera

Kami menghadirkan kepada Anda Prof. William W Hay, ahli geologi Universitas Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Sebelumnya dia, sebagai Dekan Rosentiell School of Marine dan Atmospheric Science di Universitas Miami, Miami, Florida, Amerika Serikat. Kami pergi dengannya pada ekspedisi laut untuk menunjukkan kepada kami beberapa fenomena yang berhubungan dengan penelitian kami, keajaiban ilmiah dari al-Quran dan Sunnah. Kami menanyakannya tentang permukaan laut, pembatas antara bagian atas dan bawah laut, dasar samudera, dan geologi laut. Kami juga menanyakan kepada Profesor Hay tentang pembatas air yang bercampur antara air laut dan air sungai. Dia cukup baik dalam menjawab pertanyaan kami secara detail. Dalam kaitannya dengan pencampuran antara laut yang berbeda, dia menjelaskan bahwa dalam kumpulan air ini bukanlah laut yang homogen sebagai­mana yang terlihat. Laut-laut itu agak berbeda, yang membedakan adalah kadar garam yang bermacam-macam, suhu, dan berat jenis. Jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat garis putih yang merupakan percampuran antara dua air laut yang berbeda. Masing-masing percampuran ini membagi dua laut yang berbeda dalam suhu, kadar garam, berat jenis, biologi laut, dan kadar oksigen yang larut. Ilmuwan pertama melihat gambar, sebagaimana yang Anda lihat, pada tahun 1942, setelah beratus-ratus tahun tempat penelitian laut itu didirikan. Di sinilah kita lihat perbedaan antara Laut Tengah dan Samudera Atlantik.

Pada foto, kita lihat segitiga yang berwama. Ini adalah dasar batu Gibraltar. Kita dapat mengamati perbedaan warna kedua kumpulan air, meskipun dengan mata telanjang manusia tidak dapat merasakan kealamiannya. Hal itulah yang mungkin dengan alat satelit fotografi dan teknik kegunaan remote. Foto yang dibuat di sini diambil dengan menggunakan satelit, khususnya yang berkaitan dengan panas dari kumpulan air yang berbeda-beda. Dan alasan inilah mengapa laut terlihat memiliki warna yang berbeda. Sebagaimana contoh, kita di sini melihat biru muda, biru tua, dan hitam. Kumpulan air yang lain menunjukkan warna hijau. Perbedaan warna itu menunjukkan perbedaan suhu dari permukaan laut. Akan tetapi, sebagaimana yang kita ketahui semua, samudera dan laut akan terlihat dengan warna biru di hadapan mata kita. Percampuran ini hanya dapat dilihat dan diterima dengan penelitian ilmiah dan teknologi modern. Allah telah menjelaskan kepada kita di dalam al-Quran bahwa:

"Dia membiarkan (maraja) dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing " (QS ar-Rahman: 19 - 20)

Secara tradisi, ada dua tafsiran utama dari ayat ini. Yang pertama, menunjukkan dengan mengikud arti harfiah dari istilah maraja, laut yang bertemu dan bercampur dengan yang lain. Akan tetapi, pada kenyataannya al-Quran melanjutkan pengertian itu bahwa ada pembatas antara mereka. Arti pembatas ini secara sederhana mencegah laut dari melanggar hal keduanya atau penggenangan dengan yang lain.

Pendukung pendapat kedua, menanyakan bagai­mana bisa ada pembatas antara laut yang mana mereka tidak melanggar satu dengan yang lain. Sedangkan ayat ini menunjukkan bahwa laut saling bertemu? Mereka menyimpulkan bahwa laut tidak bertemu dan mencari arti lain dari istilah maraja, tetapi sekarang ilmu pengetahuan modern menunjukkan kita dengan informasi yang cukup untuk menyelesaikan persoalan ini. Laut tidak bertemu sebagaimana yang kita lihat, sebagaimana contoh di dalam gambar Mediterranean dan Samudera Atlantik. Meskipun ada pembatas air yang condong di antaranya, kita sekarang tahu bahwa mela­lui pembatas ini air dari masing-masing laut itu melintasi yang lain. Tetapi ketika air dari laut satu memasuki laut yang lain, akan kehilangan sifat tersendirinya dan menjadi sejenis dengan air yang lain. Pada suatu jalan, pembatas ini menjalankan sebuah peralihan area sejenis untuk dua macam air.

Inilah sebuah contoh yang unggul dari penelitian ilmiah modern Islam. Dengan demikian teknik modern dapat digunakan untuk menunjukan bahwa al-Quran tidak ada bandingannya. Kami mendiskusikan ayat ini dan beberapa ayat yang lain yang sangat panjang dengan Profesor Hay dan kemudian kami menanyakan kepada beliau pertanyaan sebagai berikut: "Apakah pendapat Anda tentang fenomena ini, yakni teks yang telah Anda miliki sekarang yang telah diturunkan pada 1400 tahun yang lalu dan menggambarkan secara mendetail rahasia alam semesta yang mana tidak seorang pun pada waktu itu yang pernah mengetahuinya secara sederhana karena teknik dan peralatan yang tersedia?

Profesor Hay menjawab: "Saya mendapatkan hal yang sangat menarik bahwa informasi semacam ini di dalam kitab Injil kuno dari kitab al-Quran dan saya tidak rnemiliki cara mengetahui mereka datang dari mana, tetapi saya pikir hal ini luar biasa menarik dan pekerjaan ini akan berlanjut untuk menemukannya, arti dari beberapa bagian ini. " Dia ditanyai: "Kemudian Anda telah menolak dengan mutlak hal ini berasal dari sumber manusia. Siapa yang Anda pikiirkan informasi seperti ini dari sumber yang asli?" Profesor Hay menjawab: "Baik, saya berpikir pasti ini berasal dari Tuhan. "

Sebenarnya ini adalah pengetahuan Ketuhanan yang diturunkan Allah untuk mendukung pesan Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau bersabda:

"Setiap Rasul telah diberi sesuatu untuk membuat umatnya percaya kepadanya. Tetapi aku diberi petunjuk oleh Allah, dan aku berbarap, aku akan memiliki pengikut paling banyak di hari kiamat. " (HR Bukhari)

Petunjuk ini berisi keajaiban dan tetap dipegang teguh sebagai buku kepada manusia sampai akhir zaman.

12. BAB 12 Gunung


Sekarang kami bertemu dengan seseorang ahli yang unik. Dia berbeda dengan ahli yang lain, tetapi pada saat yang sama, dia anggota dari kelompok ahli. Namanya adalah Profesor Siaveda, salah satu anggota ahli geologi dari Jepang. Dia juga salah satu ilmuwan terkenal dunia. Pemikiran Profesor Siaveda dipenuhinya dengan beberapa distorsi dan kecurigaan tentang semua agama. Memang benar apa yang dia katakan yang berkenaan dengan semua agama, kecuali Islam, sebab Islam berbeda dengan semua agama yang ia bicarakan.

Ketika kami bertemu dengannya, dia berkata kepada kami: "Anda belajar agama yang semua ada di dunia seharusnya Anda menjaga dengan menutup mulut Anda selamanya." Kami menjawab: "Tetapi mengapa, Profesor, mengapa?" Dia menjawab: "Sebab, jika Anda berbicara, Anda menyebabkan perang yang berkobar antara keseluruhan manusia di dunia". Kami bertanya kepadanya: "Mengapa persekutuan NATO dan Pakta Warsawa mengumpulkan gudang senjata nuklir secara besar-besaran dan senjata nuklir di angkasa, laut, darat, dan bawah tanah. Mengapa hal ini? Apakah hal ini untuk alasan agama?" Dia terdiam. Kemudian kami berkata kepadanya: "Bagaimananapun kami tahu bahwa sikap Anda yang berhubungan dengan semua agama, namun karena Anda tidak tahu banyak tentang Islam, Anda mungkin mendengar apa yang kami katakan." Jadi, kami menanyakannya banyak pertanyaan tentang keahliannya dan juga memberikan informasi kepadanya tentang ayat-ayat al-Quran dari Hadis Nabi yang menyebutkan fenomena yang ia bicarakan.

Satu dari pertanyaan ini adalah tentang gunung yang benar-benar mengakar di bumi. Dia menjawab: "Perbedaan pokok antara gunung yang ada di benua dan gunung yang ada di samudera terletak pada bahannya. Gunung yang ada di benua pada dasarnya terbuat dari endapan, sedangkan gunung di samudera terbuat dari batu vulkanik. Gunung di benua terbentuk dari kekuatan tekanan , sedangkan gunung di samudera terbentuk dari kekuatan perpanjangan. Tetapi, di antara kedua gunung itu memiliki persamaan bahwa mereka mengakar untuk mendukung pegunungan. Dalam hal ini, gunung di benua, ringan rendahnya berat jenis bahan dari gunung secara luas turun ke bumi sebagai akar. Sedangkan gunung di samudera juga ada bahan ringan yang menyokong gunung sebagai akar, tetapi bahan-bahan gunung disamudera ini tidak ringan sebab komposisinya ringan, tetapi panas, oleh karena itu agak meluas Tetapi dari sudut pandang berat jenis, mereka mengerjakan hal yang sama dalam menyokong pegunungan. Oleh karena itu, fungsi akar adalah penyokong gunung sesuai dengan hukum Archimedes. "

Profesor Siaveda menggambarkan semua bentuk gunung, baikyang di darat maupun di laut, sebagaimana yang menjadi bentuk iris. Dapatkah seseorang pada masa Nabi Muhammad SAW mengetahui kondisi gunung ini? Dapatkah seseorang membayangkan bongkahan gunung yang dia lihat sebelumnya benar-benar memperluas ke dalam bumi dan memiliki akar sebagaimana yang dipercayai para ilmuwan. Banyak buku geografi yang membicarakan gunung, hanya menggambarkan bagian permukaan bumi. Hal inilah yang tidak ditu­lis oleh ahli geologi, akan tetapi ilmu pengetahuan modern memberikan informasi kepada kita tentang gunung dan Allah berfirman,

"Dan gunung gunung sebagai pasak" (QS an­Naba'. 7)

Kami bertanya kepada Profesor Siaveda: "Apakah gunung-gunung itu memiliki fungsi dalam membangun kerak bumi?" Dia mengatakan bahwa hal ini belum ditemukan dan dibangun oleh para ilmuwan. Dalam pandangan jawaban, kami menyelidiki dan menanyakan tentang hal ini dan kami mendapati beberapa ahli geologi memberikan jawaban yang sama, kecuali hanya sedikit. Di antara yang sedikit itu sebagai penulis buku yang berjudul "Bumi". Buku ini dijadikan sebagai dasar referensi di beberapa universitas di seluruh dunia. Salah satu penulis buku ini bernama Frank Press. Sekarang ini dia Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan di Amerika Serikat. Sebelum itu, dia penasihat ilmu pengetahuan bekas Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter.

Apa yang dikatakan dalam bukunya, ia menggambarkan gunung menyerupai bentuk iris di mana gunung itu bagian kecil dari semua yang memiliki akar dan mengakar kuat di dasar tanah. Prof Press menulis fungsi gunung dan menyatakan bahwa mereka memainkan peran penting dalam menstabilkan kerak bumi. Inilah kenyataan mengapa al-Quran menggambarkan gunung pada 14 abad yang lalu. 

Allah berfirman:

"Dan gunung gunung dipancangkannya dengan teguh. " (QS an-Naazi'at : 32)

"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu. " (QS an-Nahl : 15)

Namun, siapa yang telah memberi tahu Nabi Muhammad SAW tentang hal ini? Kami menanyakan kepada Profesor Siaveda pertanyaan berikut: “Apa pendapat Anda setelah melihat al-Quran dan Sunnah yang berkaitan dengan rahasia alam semesta yang baru saja ditemukan para ilmuwan akhir-akhir ini?" Dia menjawab:

"Saya pikir, hal ini terlihat sangat misterius bagi saya, hampir tidak dapat dipercaya. Saya sungguh berpikir apa yang Anda katakan itu benar. Buku itu sungguh luar biasa, saya setuju. "

Ya, apa yang dapat dikatakan para ilmuwan? Mereka tidak dapat menghubungkan pengetahuan yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan yang tertulis di dalam al-Quran untuk seluruh umat manusia atau ahli ilmiah pada masa lalu, sebab semua ilmuwan tidak menyadari akan rahasia semua ini. Terlebih lagi, semua manusia tidak dapat menjelaskan tetapi untuk menghubungkan pengetahuan itu untuk beberapa kekuatan bumi. Ya, inilah petunjuk dari Allah yang diturunkan kepada utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW yang buta huruf yang dibuat Allah sebagai tanda yang abadi untuk mengantarkan manusia sampai akhir zaman.

11. BAB 11 Geologi


Bagaimana Anda dapat membuktikan agama yang benar kepada siapa yang tidak berbicara bahasa Arab atau mengetahui sesuatu tentang kelancaran al-Quran yang tidak dapat ditiru atau ada bandingannya? Apakah hanya dengan cara itu mereka mempelajari bahasa Arab ini dan untuk pemilik ilmu pengetahuan? Jawabannya "tentu tidak". Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia telah menunjukkan rahmat-Nya kepada mereka dan kepada generasi lain dengan menurunkan bukti yang tepat kepada seluruh manusia, terlepas dari perbedaan di antara mereka seperti ras, bahasa, dan waktu.

Kami bertemu dengan Profesor Palmer, salah satu ahli geologi terkemuka di Amerika Serikat. Dia mengepalai sebuah panitia yang mengatur ulang tahun perkumpulan atau Perhimpunan Ahli Geologi Amerika. Ketika kami bertemu dengannya, kami menunjukkan keajaiban ilmiah beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi, di mana dia sangat heran dan kaget. Saya ingat sebuah anekdot yang menyenangkan. Ketika menunjukkannya bahwa al-Quran menyebutkan bagian terdekat dan dinyatakan di dekat Yerusalem, di mana peperangan yang terjadi di antara Persia dan Romawi. Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia berfman:

"Alif Laam Miim, telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. " (QS ar Ruum: 13)

Kata "adna" bisa berarti yang terdekat atau terendah. Penafsir al-Quran, yang kemungkinan Allah senang dengan mereka yang disebutkan "adnal ardhi"' yang berarti daerah terdekat dengan Jazirah Arab. Akan tetapi arti kedua itu juga menyebutkan di sana. Dengan cara inilah al-Quran memberikan satu kata yang memiliki banyak arti, sebagaimana yang digambarkan Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya:

"Saya telah diberi banyak kata yang meliputi banyak hal. " (HR Bukhari-Muslim)

Ketika kami menanyakan bagian bumi yang rendah, kami mendapatkan bahwa hal ini memiliki tempat yang sama persis sebagai saksi peperangan yang mana Ro­mawi terkalahkan. Ketika kam.i memberitahu Profesor Palmer tentang hal ini, dia menandingi sebelum berkata bahwa ada beberapa daerah lain yang lebih rendah daripada yang disebutkan dalam ayat al-Quran. Dia memberi contoh nama daerah lain itu di Eropa dan Amerika. Kami meyakinkannya bahwa informasi kami itu teruji dan tepat. Kami menunjukkannya globe topografi yang menunjukkan bagian yang tinggi dan rendah. Dia mengatakan bahwa hal ini akan mudah dengan globe untuk memastikan tempat terendah di bumi. Dia memutar tangan globe dengan tangannya dan memusatkan tanda pada daerah dekat Yerusalem. Untuk kebenarannya, ada tanda panah kecil yang menonjol menghadap ke arah area itu dengan kata-kata: "Daerah yang terdekat yang menghadap ke bumi."

Profesor Palmer dengan cepat mengakui bahwa informasi kami memang tepat. Dia meneruskan pembicaraan bahwa negeri ini memang yang terdekat dengan bumi. Profesor Palmer berkata: "Hal ini terjadi di daerah Laut Mati yang ada di atasnya sini dan cukup menarik dengan diberi nama di atas globe: "Negeri yang terdekat di dunia. " Sehingga hal ini didukung oleh tafsiran kata-kata yang kritis. "

Profesor Palmer lebih heran lagi ketika menemukan al-Quran berbicara tentang zaman dulu dan menggambarkan bagaimana awal mula penciptaan, bagaimana bumi dan langit diciptakan, bagaimana air memancar terus dari tempat terdalam di bumi, bagaimana gunung ditegakkan di atas daratan, bagaimana tumbuh-tumbuhan dimulai, bagaimana bumi sekarang, menggambarkan gunung-gunung fenomena alam, serta perubahan yang ada di permukaan bumi sebagai saksi di Jazirah Arab. Hal ini bahkan digambarkan masa depan daratan Arab dan masa depan daratan seluruh bumi ini. Dengan hal ini, Profesor Palmer mengakui bahwa al-Quran adalah kitab yang menakjubkan yang menggambarkan masa lalu, sekarang, dan masa depan.

Seperti ilmuwan lain, Profesor Palmer pada mulanya ragu-ragu, tetapi tidak lama kemudian dia datang dengan pendapatnya. Di Kaim, dia mempresentasikan hasil penelitiannya yang berhubungan dengan aspek yang tidak dapat ditiru dari ilmu pengetahuan tentang geologi yang terdapat di dalam al-Quran. Dia mengatakan bahwa dia tidak mengetahui bahwa seni pernyataan dalam bidang keilmuan selama zaman Nabi Muhammad SAW. Namun, dari apa yang kita ketahui tentang pengetahuan dan peralatan yang hanya sedikit pada saat itu, niscaya kita dapat menyimpulkan bahwa al­Quran adalah cahaya yang hebat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW Di sini Profesor Palmer menyimpulkan dengan kata-katanya sebagai berikut:

"Kami membutuhkan penelitian sejarah sebelum pertengahan timur tradisi lisan untuk mengetahui apakah kenyataan itu berhubungan dengan peristiwa sejarah yang telah dilaporkan. Jika tidak ada catatan, hal ini diperkuat dengan kepercayaan bahwa Allah menurunkannya melalui Nabi Muhammad SAW dengan sedikit pengetahuannya dan kita hanya menemukan untuk diri kita pada akhir-akhir ini. Kita melihat kelanjutan dialog dengan topik ilmu pengetahuan menurut al-Quran dalam konteks geologi. Terima kasih banyak. "

Sebagaimana Anda lihat, inilah salah satu tokoh besar dalam bidang geologi di dunia sekarang ini, yang datang dari Amerika Serikat, dia masih mernbutuhkan seseorang untuk menunjukkan kebenaran kepadanya. Orang Barat dan orang Timur yang tinggal di tengah­tengah peperangan antara agama dan ilmu pengeta­huan. Akan tetapi, peperangan ini tidak dapat dielakkan sebab semua pesan itu sebelumnya telah berubah. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Muhammad SAW dengan Islam yang menawarkan kebenaran yang telah dirusak.

Seseorang mungkin bertanya: Bagaimana orang­orang ini menerima apa yang kita katakan kepada me­reka ketika kita secara jasmaniah orang-orang bawahan dan kita tidak mengikuti agama kita dengan taat? Jawaban saya untuk mereka adalah pengetahuan yang menambah keinsafan dari seseorang yang memperolehnya. Pengetahuan orang-orang itu peduli hanya untuk melihat kenyataan, tidak hanya pada gambar. Kekayaan Islam sekarang ini tepat dengan ilmu pengetahuan ini dan kemajuan ilmiah. Ilmu pengetahuan modern dapat tetap menundukkan kepalanya dalam penghormatan kepada kitab Allah dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Sifat dasar dari masa purba, al-Fitrah, yang mana Allah menciptakan manusia, tidak mencapai ketenangan kecuali dengan cara Islam. Orang itulah yang tidak memiliki iman yang terus-menerus yang dipenuhi rasa gelisah dan bingung. Terlebih lagi suasana kebebasan di Barat membantu ilmuwan Barat untuk mengekspresikan apa yang mereka percayai tanpa takut maupun malu. Kami mendengar mereka dalam beberapa tahap pengakuan dan penegasan keajaiban saat ini, al-Quran yang mengingatkan kehidupan sampai akhir zaman.